I. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial sehingga sebagian besar dari kehidupannya melibatkan interaksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial yang perlu diperhatikan adalah manusia secara hakiki dilahirkan selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya (Dayakisni & Yuniardi, 2004). Dengan demikian seseorang akan selalu berinteraksi satu sama lain, dengan berbagai macam individu tentunya dengan pola kepribadian, keunikan dan kekhasan masing-masing. Untuk itu seseorang tidak hanya dituntut bisa berinteraksi dengan orang lain, tetapi cerdas berinteraksi dengan orang lain, kecerdasan itu oleh Goleman disebut sebagai kecerdasan sosial (Goleman 2006; Goleman 2007; Williamson, 2012). Bagi Goleman (2007) kecerdasan sosial merupakan rujukan tepat bagi kecerdasan yang tak hanya tentang relasi kita dengan orang lain namun dalam relasi itu. Bahkan kemampuan sosial menunjukkan kemampuan terbesar yang berhubungan dengan banyak aspek yang sangat dekat pada konstruk kecerdasan sosial (Riggio & Reichard, 2008). Kecerdasan sosial bisa dikarakteristikkan sebagai sebuah kombinasi dari dasar mengerti orang, salah satu strategi kesadaran sosial dan paket kemampuan untuk berinteraksi secara sukses dengan orang lain (Albrecht, (tt); Albrecht, 2006). Lebih dari itu, Suyono (2007) berpendapat bahwa kecerdasan sosial merupakan pencapaian kualitas manusia mengenai kesadaran diri dan penguasaan pengetahuan yang bukan hanya untuk keberhasilan dalam melakukan hubungan interpersonal, tetapi kecerdasan sosial digunakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
II. Pengertian :
Definisi dari Berbagai Sumber :
Kecerdasan sosial erat kaitannya dengan kata “sosialisasi.” Suean Robinson Ambron (1981) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing seseorang ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. (Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, hal.123).
Stephen Jay Could, On Intelligence, Monash University: 1994, menjelaskan bahwa kecerdasan sosial merupakan suatu kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia Kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini.
“Kecerdasan sosial adalah suatu kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia” (Stephen Jay Could, On Intelligence, Monash University: 1994)
Kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola pria dan wanita, anak laki-laki dan perempuan, untuk bertindak bijaksana dalam hubungan manusia” (Edward Thorndike)
Definisi secara teoritis :
Kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya.
Kecerdasan sosial adalah kemampuan yang mencapai kematangan pada kesadaran berpikir dan bertindak untuk menjalankan peran manusia sebagai makhluk sosial di dalam menjalin hubungan dengan lingkungan atau kelompok masyarakat (Syamsu, 2004).
III. Komponen dan indicator SI :
1. social intelligence internal, meliputi :
– Menjalin hubungan baik dengan orang lain
– Mengorbankan kepentingan diri demi orang lain
– Keinginan bersosial dari dalam diri
2. social intelligence eksternal, meliputi :
– Adanya pengaruh untuk bersosialisasi
– Menyelesaikan permasalahan dalam berinteraksi Sosial
– Model social intelligence
Menurut Karl Albrecht dalam buku Social intelligence, disebutkan sebagai berikut :
1. Situational awareness (kesadaran situasional), adalah kemampuan seseorang dalam memahami dan peka terhadap perasaan, kebutuhan dan hak orang lain.
2. Presense (kemampuan membawa diri), adalah cara berpenampilan, menyapa, dan bertutur kata, sikap dan gerak tubuh ketika berbicara atau sedang mendengarkan orang lain berbicara, dan cara duduk atau bahkan berjalan.
3. Authenticity (keaslian), adalah keaslian atau kebenaran dari pribadi seseorang yang sesungguhnya sehingga diketahui oleh orang lain berdasarkan cara bicara, sikap yang menunjukkan ketulusan, bukti bahwa seseorang telah dapat dipercaya, dan kejujuran yang telah teruji dalam pergaulan seseorang.
4.Clarity (kejelasan), adalah kemampuan seseorang dalam menyampaikan ide atau gagasannya secara jelas, tidak bertele-tele sehingga orang lain dapat mengerti dengan baik
5. Empathy (empati), adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi diri dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.
Sementara Daniel Goleman seorang penulis sains terkenal mengusulkan bahwa kecerdasan sosial terdiri dari:
– kesadaran sosial (meliputi empati dan kognisi sosial)
– fasilitas sosial (meliputi sinkroni, presentasi-diri , pengaruh , dan kepedulian)
IV. Cara mengembangkan/meningkatkan SI (Social Intellegence) :
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan social,diantaranya :
– Tubuh bicara lebih banyak
– Tubuh dapat lebih banyak bicara dari kata-kata.
– Tubuh dirancang untuk berkomunikasi dengan orang lain.
– 55% makna yang akan disampaikan dalam aktivitas tercermin pada sikap fisik.
– Tanpa kata-kata tubuh dapat mengkomunikasikan apakah seseorang sedang sedih, senang, marah, kecewa, bahagia, malu, takut, khawatir, gugup,antusias, percaya diri, minder, cemas dsb.
– Sadarilah hal tersebut.
– Mendengarkan aktif
V. Unsur-unsur kecerdasan social :
Dalam bukunya yang berjudul Social Intelligence, Daniel Goleman mengemukakan bahwa ada delapan unsur penting dalamkecerdasan sosial. Kedelapan unsur penting tersebut dibagi dalam dua kategori, yakni kesadaran sosial dan fasilitas sosial. Hal yang masuk dalam kesadaran sosial adalah bagaimana seseorang bisa memahami perasaan dan pikiran orang lain. Sementara yang dimaksud dengan fasilitas sosial adalah bagaimana seseorang bisa menjalin interaksi dengan orang lain.
Adapun unsur kecerdasan sosial yang masuk ke dalam kategori kesadaran sosial adalah sebagai berikut:
- Empati dasar; adalah hal yang paling penting dan mendasar untuk dimiliki oleh seseorang agar kecerdasan sosialnya dapat berkembang secara optimal dan juga hubungan yang dijalin seseorang akan bisa lebih dekat karena bisa saling merasakan sekaligus memahami perasaan, kebutuhan dan keadaan hati masing-masing.
- Penyelerasan; yakni kemampuan untuk bisa mendengarkan dengan terbuka sehingga bisa memahami terhadap apa yang telah disampaikan oleh seseorang dengan tujuan agar kita bisa menyelaraskan diri dengan perasaan orang lain.
- Ketepatan empatik; adalah tindak lanjut dari kemampuan dalam melakukan penyelarasan kemampuan untuk bisa memahami dengan baik dan tepat apa yang menjadi perasaan dan pikiran orang lain.
- Pengertian sosial; berupa pengertian bagaimana seseorang bisa memahami tentang dunia sosial. Dan dapat dikembangkan kepada anak dengan cara memberikan pengetahuan tentang lingkungan sosial tertentu di tempat kita berada.
Adapun unsur kecerdasan sosial yang yang masuk ke dalam kategori fasilitas sosial adalah sebagai berikut:
- Sinkronisasi; yaitu kemampuan seseorang dalam memahami bahasa nonverbal sehinga bisa menjalin interaksi sosial dengan baik.
- Presentasi diri; adalah hal yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menampilkan diri dengan baik dan efektif ketika membangun interaksi dengan orang lain yang meliputi cara berpakaian, ekspresi wajah, gerak tubuh dan ucapan sebagai buah dari isi hati dan pikiran seseorang.
- Pengaruh; seseorang yang mampu memberikan pengaruh kepada orang-orang yang berinteraksi dengannya.
- Kepedulian; adalah sikap mengindahkan, memperhatikan atau turut memprihatinkan kebutuhan orang lain atau sesuatu yang terjadi dalam masyarakat.
VI. Dasar-dasar SI :
- Mengorganisir kelompok.
- Merundingkan pemecahan masalah
- Hubungan sosial
- Analisis sosial
VII. Manfaat Kecerdasan Sosial bagi Kehidupan
Dengan kecerdasan sosial beberapa contoh manfaat mengembangkan kecerdasan sosial bagi kehidupan, diantaranya adalah:
- Menyehatkan jiwa dan raga.
VIII. Pengaruh Social Intelligence terhadap Kesuksesan
Sosial IQ adalah ukuran kecerdasan sosial. Orang dengan IQ sosial di atas 120 dianggap sangat sosial terampil dan menyesuaikan diri dengan baik, dan bisa bekerja dengan baik dengan pekerjaan yang melibatkan kontak langsung dan komunikasi dengan orang-orang.
Lihat tabel berikut.
Tingkat Sosial Intelligence
|
Umur
|
120 (diatas rata-rata – sosial dewasa untuk usia)
|
20.4
|
110
|
18.7
|
100 (rata-rata)
|
17
|
90
|
15,3
|
80
|
13,6
|
70 (dibawah rata-rata)
|
11,9
|
60
|
10,2
|
50
|
8,5
|
40
|
6,8
|
30
|
5,1
|
20
|
3,4
|
– Referensi :
– http://wahidin.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/05/29/mengembangkan-kecerdasan-sosial-bagi-anak/
– http://todaypdf.org/kecerdasan-sosial.doc-id4001377
– http://ekspediaweb.wordpress.com/2013/01/20/teori-kecerdasan-sosial/
–Yusuf L N, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.
–Pariosi, Tiara Kusuma. 2013. Kecerdasan Sosial Guru (Volume 01 No.2). Malang. Di unduh dari ( http://ejournal.umm.ac.id ) pada tanggal 5 Desember 2013.